Kisah Anak Bencana


Membaca kumpulan puisi untuk mendapat lebih banyak inspirasi dirasa sangat perlu. Selain puisi-puisi tentang kehidupan dan kategori lain, blog ini juga menyediakan kumpulan puisi cinta



Aku terbangun..
Semerbak bunga hitam tercium
Anyir darah merambah kemana-mana
Banyak orang mengais air mata dari pupil matanya

Aku mengintip rerimbunan dedaunan
Mencoba mencari arti tangis orang-orang
Apakah mereka berbicara kepada langit ?
Mengapa mereka semua menyebut nama-Nya ?


Aku tonggakkan kepalaku ke langit
Tak ada apapun
Masih cerah dan bernuansa biru
Surya masih tersenyum dengan teriknya

Aku tujukan kembali pandangan kepada orang-orang
Mengapa justru mereka yang gelap ?
Hingga hujan pun turun dari kelopak mata mereka
Hingga derasnya membawaku ikut terhanyut

Aku tengok ke belakang
Banyak bangunan telah menjadi lapang

Aku tengok ke bawah
Tepat di samping kaki kiriku
Seorang pria tua tersenyum dengan mata tertutup
Darah berlumuran di kepalanya
Ayah . . . 

Aku tengok ke bawah 
Tepat di samping kaki kananku
Wanita paruh baya terbaring tak berdaya
Namun ku kulihat mulutnya berniat tuk bicara
Ku dekatkan daun telingaku untuk mendengarkannya
Ayah dan Ibu menunggumu di surga


Semoga puisi ini bermanfaat bagi anda. Silahkan lihat koleksi puisi cinta disini
Kisah Anak Bencana Kisah Anak Bencana Reviewed by Alfin Fauzan on 11:22 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.