Pendidikan
merupakan sebuah faktor penting dalam memajukan sebuah negara di seluruh dunia
ini tak terkecuali bangsa Indonesia. Selain itu kualitas pendidikan yang baik
juga akan dengan otomatis mengangkat derajat bangsa itu sendiri di mata
bangsa-bangsa lain di dunia. Kemajuan teknologi pada era globalisasi sekarang
ini seharusnya lebih bisa dimanfaatkan untuk kemajuan pendidikan khususnya di
Indonesia. Fakta di tahun 2012 ini sebanyak 61 juta jiwa masyarakat Indonesia telah
mengakses internet dan 40% di antaranya menggunakan waktu hingga kurang lebih 3
jam untuk turun dalam dunia maya. Mayoritas usia pengguna internet itu sendiri
antara 15 – 35 tahun yang merupakan sebuah usia aktif dalam sebuah pendidikan.
Mengapa saya bilang aktif ? Pada usia antara 15 - 18 tahun misalnya, usia
tersebut merupakan sebuah usia dimana seorang anak mengenyam pendidikan SMP
hingga SMA yang notabene merupakan jenjang di mana para pelajar yang masih
dalam taraf mencari jati diri mereka masing-masing. Jika mereka mengakses internet
namun hanya sekedar untuk bermain Facebook atau Twitter tentu sangat merugikan
bagi mereka, apalagi jika mereka mengakses sebuah situs porno yang tentu akan
merusak moral mereka para generasi penerus.
Langkah pemerintah
Indonesia dalam memblokir situs-situs berbau pornografi, judi maupun sara saya
anggap merupakan sebuah langkah baik dalam memajukan moral para generasi
penerus. Namun pemerintah juga harus memikirkan dampak negatif dari pemakaian
Facebook maupun Twitter yang mungkin sudah menjadi virus yang menjangkit akut
pada tubuh para pelajar tersebut.
Ada beberapa faktor
lagi yang menjadi penyebab buruknya pendidikan di Indonesia, antara lain :
1.
Kualitas guru
Hampir 54 % guru yang mengajar di
sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta di Indonesia tidak memenuhi standar
kualifikasi seorang guru. Fakta tersebut sangatlah mengecewakan karena kita
semua mengetahui bahwa guru merupakan ujung tombak dari suksesnya sebuah
pendidikan. Meskipun jumlah guru di Indonesia cukup memadai, namun distribusi
dan mutu yang dimiliki ternyata belum dapat dikatakan cukup sehingga akan
mempengaruhi kualitas dari para siswanya. Kualitas di sini bukan hanya menyorot
tentang gelar dari guru saja, namun dari segi kedisiplinan juga harus tetap
diperhatikan karena masih banyak guru yang melanggar jam mengajar seperti
keluar dari kelas sebelum waktunya dan datang terlambat ke kelas karena alasan
yang kurang jelas.
Jika memang diharuskan seorang guru yang
mengajar adalah lulusan Sarjana, kenapa tidak ? Bahkan lebih baik lagi jika guru
yang mengajar mata pelajaran inti seperti Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa
Indonesia, Fisika, Biologi, Kimia, Geografi adalah guru dengan gelar Magister
di bidangnya. Langkah tersebut bukan untuk membebani seorang guru, namun demi
terciptanya pendidikan yang lebih baik di masa mendatang.
2.
Sistem pendidikan
Para petinggi di kementrian pendidikan juga
harus merevisi ulang sistem pendidikan yang kini diterapkan, terutama dalam
pengadaan Ujian Nasional yang menetukan lulus atau tidaknya seorang siswa dalam
proses belajar mengajar. Ujian Nasional dapat dikatakan merupakan sebuah garis
finish yang harus dilalui pelajar dalam menyelesaikan studinya di jenjangnya
masing-masing sehingga pelajar akan sangat terpacu untuk melewati garis finish
tersebut dengan berbagai cara sekalipun itu hal yang negatif. Banyak siswa yang
akhirnya menganggap remeh Ujian Nasional dikarenakan sudah terlalu sering
apabila Ujian Nasional hendak dilaksanakan tawaran bocoran soal datang dari
mana-mana. Bahkan tidak jarang pihak sekolah juga turut andil dalam pengadaan
bocoran soal tersebut.
Pengadaan Ujian Nasional sendiri seperti
mengibaratkan lulus atau tidaknya seorang siswa ditentukan oleh 6 hari selama
Ujian Nasional berlangsung.
Mungkin akan lebih jika Ujian Nasional
benar-benar ditiadakan dan aspek penilaian dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah lebih ditingkatkan dan diperketat. Pemerintah / Sekolah dapat mengambil
keputusan seorang siswa lulus atau tidak berdasarkan nilai sehari-hari dari
siswa tersebut. Besar kemungkinan jika para siswa tersebut akan menjadi output
berkualitas dari sekolahnya masing-masing.
3.
Biaya sekolah
Biaya dalam menuntut ilmu baik itu di SD
hingga tingkat perguruan tinggi yang mahal menjadi momok menakutkan bagi
pelajar yang berasal dari keluarga dengan kuangan menengah ke bawah. Meskipun
sudah banyak program-program pemerintah yang membantu siswa kurang mampu, namun
fakta dari Kemendiknas tahun 2010 menyebutkan bahwa hampir 1,5 juta anak putus
sekolah setiap tahunnya.
Ada baiknya jika pemerintah lebih banyak
mengucurkan dana untuk pembangunan gedung sekolah baik itu sarana maupun
prasarananya mengingat masih banyak sekolah-sekolah yang kurang layak untuk
dijadikan tempat berlangsungnya belajar mengajar. Jika semua sekolah sudah
memiliki gedung dan fasilitas yang memadai, kecil kemungkin pihak sekolah untuk
meminta sumbangan uang gedung untuk pembangunan kepada siswa-siswanya. Faktor
biaya sekolah juga merupakan faktor penting demi kemajuan pendidikan di
Indonesia, mengingat tidak semua anak yang memiliki tingkat kepandaian di atas
rata-rata berasal dari keluarga dengan ekonomi yang berkecukupan.
4.
Kesejahteraan guru
Seperti yang sudah dijelaskan pada point
pertama bahwa guru merupakan ujung tombak dari sebuah pendidikan. Namun pada
kenyataannya, masih banyak guru yang memiliki tingkat kesejahteraan di bawah
rata-rata padahal dirinya sudah mengabdi untuk waktu yang cukup lama. Guru
honorer biasanya hanya menerima gaji sekedarnya dari sekolah karena memang
belum menjadi PNS. Pemerintah sebenarnya dapat mengambil sebuah langkah untuk
mensejahterakan guru yakni dengan mengurangi batas usia pensiun guru sehingga
peluang guru honorer untuk dapat menjadi PNS juga semakin besar.
Sedangkan untuk program sertifikasi guru,
pemerintah juga harus lebih selektif dalam menerima dan memberikan sertifikasi
kepada seorang guru. Guru yang berhak menerima sertifikasi harus merupakan guru
yang memiliki prestasi ketika bertugas mengajar. Hal ini tentu akan memacu para
guru untuk meningkatkan kualitasnya masing-masing sehingga akan berimbas juga
pada kemajuan pendidikan di Indonesia karena Indonesia memiliki banyak guru
yang berkompeten dalam bidangnya.
5.
Penggunaan
teknologi
Pada pengantar di atas sudah ada beberapa
dampak negatif dari penggunaan teknologi. Tetapi jika kita pintar dalam
menghadapi teknologi di zaman sekarang ini, kita dapat mengambil banyak sekali
dampak positif dari kemajuan IPTEK tersebut. Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan dengan berkembangnya teknologi untuk memajukan pendidikan di
Indonesia, antara lain :
a.
Perpustakaan
Online
Mungkin sudah tidak
asing lagi jika pelajar di masa sekarang ini adalah pelajar malas membaca
apalagi mendatangi sebuah perpustakaan. Kebiasaan seperti ini yang harus kita
ubah bersama-sama demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Alangkah baiknya jika
semakin banyak perpustakaan online yang tersedia untuk diakses gratis para
pelajar di dunia internet. Lebih baik lagi jika setiap sekolah / universitas
memiliki sebuah perpustakaan online pribadi untuk para siswa / mahasiswanya.
Dengan demikian para siswa tidak harus mendatangi gedung perpustakaan untuk
dapat mencari referensi dalam pembelajaran.
Dari perpustakaan
online inilah yang akhirnya menumbuhkan minat baca pada diri pelajar sehingga
pada akhirnya mereka akan mau mendatangi gedung perpustakaan.
b.
Pembelajaran
berbasis web
Pembelajaran di
kelas mungkin sudah terlalu biasa untuk dilakukan, namun dengan kemajuan teknologi
kita dapat menemukan sebuah inovasi baru dalam proses belajar mengajar. Ada
baiknya jika banyak guru yang memiliki sebuah web pribadi yang berisi
materi-materi pelajaran yang diajarkannya. Selain dapat membuat guru tersebut
lebih inovatif, pelajar juga akan dapat mempelajari pelajaran tersebut selain
ketika di kelas. Pelajar dapat membuka website dari guru tersebut dan mencari
materi pelajaran yang sedang dia pelajari. Di dalam web tersebut juga
disediakan macam-macam latihan soal untuk dikerjakan secara online, dan guru
dapat menilainya. Meskipun langkah ini tergolong sulit untuk dilakukan namun
tidak ada salahnya jika seorang guru yang inovatif melakukan langkah ini.
Dari kelima point
di atas, pemerintah sebenarnya juga sudah melaksanakannya namun mungkin belum
100 % berjalan sesuai keinginan. Kita semua berharap pemerintah masih akan
terus berupaya untuk memajukan pendidikan di Indonesia demi kemajuan bangsa
Indonesia.
- #AksiIndonesiaku
Revisi Pendidikan Untuk Kemajuan Bangsa
Reviewed by Alfin Fauzan
on
10:20 AM
Rating:
No comments: